Arumi, bayi mungil berusia 10 bulan, terlahir dengan sebuah kelainan bawaan yang disebut congenital absensi. Kelainan ini menyebabkan usus besarnya tidak terbentuk sempurna, sehingga harus dikeluarkan dari perutnya melalui operasi.
Operasi pertama Arumi berjalan lancar. Namun, beberapa hari setelah operasi, usus besarnya mengalami iritasi dan harus segera dioperasi kembali. Biaya operasi kedua menjadi beban berat bagi orang tua Arumi. Ayahnya, seorang buruh serabutan, hanya memiliki penghasilan kurang dari 2 juta rupiah per bulan.
Ibunda Arumi, dengan penuh harap, berusaha mencari bantuan dari berbagai pihak. Ia mendatangi puskesmas, dinas kesehatan, dan beberapa organisasi sosial. Kebaikan hati orang-orang tersentuh oleh kisah Arumi. Dana bantuan pun mengalir, sedikit demi sedikit, untuk membantu biaya operasi kedua.
Operasi kedua Arumi belum terlaksana karena keterbatasan biaya operasional untuk perjalanan ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Kisah Arumi menjadi pengingat bahwa di tengah keterbatasan, selalu ada harapan. Kebaikan hati dan kepedulian orang-orang di sekitar mampu meringankan beban dan membawa secercah cahaya bagi mereka yang membutuhkan.
Meskipun operasi pertama telah berhasil, perjuangan Arumi belum berakhir. Ia masih membutuhkan perawatan medis yang intensif dan kontrol rutin ke dokter. Orang tuanya harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan Arumi, termasuk biaya pengobatan, makanan, dan kebutuhan lainnya.
Masyarakat dan organisasi sosial diharapkan dapat terus memberikan bantuan dan dukungan kepada Arumi dan keluarga. Donasi, baik dalam bentuk uang maupun barang, dapat membantu meringankan beban keluarga Arumi.
Kisah Arumi juga menjadi contoh bahwa masih banyak anak-anak di Indonesia yang membutuhkan bantuan untuk mendapatkan akses kesehatan yang layak. Kita semua dapat berkontribusi untuk membantu mereka, demi masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak Indonesia.
Mari kita bersama-sama membantu Arumi dan keluarga untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Belum ada Fundraiser